Cara menentukan resolusi 2022 ala Dharmawan Aji

 


Alhamdulillah, tahun 2021 saya tutup dengan kembali mengevaluasi diri lewat acara bincang-bincang daring #semeleh #newhopenewepisode yang diadakan @ibuibudoyannulis .

Selain seru, kami sebagai peserta juga merasa disadarkan oleh Mas Dharmawan Aji @ajipedia tentang kekeliruan selama ini dalam mengambil keputusan dan mengeksekusinya. Termasuk, salah paham tentang cara menentukan resolusi. 

Beliau mengatakan bahwa, multitasking itu tidak disarankan, agar mencapai hasil optimal. Mengapa? 

Karena kapasitas percabangan atensi akal manusia sangat terbatas, dan setiap orang berbeda-beda. Kita perlu membatasi berapa goal yang ingin dituju dalam satuan waktu.

Oleh karena itu, Benjamin Franklin bilang, setiap barang ada tempatnya, semua aktivitas ada waktunya. Alias, semeleh.

 
Jangan membebani diri sendiri dengan memaksa melakukan terlalu banyak hal dalam sekali waktu. Duh, kita sebagai buibu gimana ya? Hehehe, biasanya segala dikerjakan. 😂

Tapi gak sepenuhnya salah kok, sesuai perkataan Sean Covey yang dikutip penulis #kitabantipenundaan itu, buibu tinggal perhatikan jumlah goal optimal. Ada yang namanya hukum hasil yang berkurang, sebagaimana dicetus anaknya Steven Covey itu. Yakni, potensi yang akan dicapai mendekati sempurna itu hanya 2 sampai 3 goals saja. Lebih dari itu tidak akan dikerjakan dengan baik.

Ooooh, gitu buibuuu Sahabatku. Kita bisa canangkan 2 sampai 3 tujuan produktif dalam setiap satuan waktu, pastikan harus terukur. Sehingga, lebih fokus dan mudah melakukannya dari yang mudah dulu. Jadi supermom makin kece nih kalau sudah tahu ilmu multitasking hehehe.

Nah, gimana kalau dalam satuan waktu setahun dalam bentuk #resolusi2022 ? 

Ya, pertama maafkan dulu diri kalau di 2021 belum tercapai. Ke depannya pastikan kita lakukan 3 hal ini.

1. resolusi harus konkret dan spesifik, buat action plan 2-3. Setiap rencana, buat langkah kerjanya 2-3 juga, begitu seterusnya, supaya terukur dan mudah.

2. perbaharui terus motivasi atau niat, mengubah resolusi di tengah jalan itu oke, itu manusiawi sekali. Yang penting dilakukan atas kesadaran sendiri sesuai niat yang benar. Resolusi itu dianggap gagal tergantung pemaknaan sendiri. Bisa jadi itu hanya perubahan yang dibutuhkan untuk perbaikan berkelanjutan.
3. perlu support system, baik diadakan sendiri atau mencari yang sudah ada. Baik itu dengan mencari mentor, komunitas, mitra, teman, dan lainnya.

Yang pasti, hentikanlah kebiasaan menunda. Itu musuh utama kegagalan dalam mencapai resolusi tahunan. Kalau aku malas, berarti aku harus kerjakan langsung, supaya makin cepat selesai. Bukankah semakin cepat dikerjakan, makin cepat bisa rebahan? Hihihi, betul-betul jurus ibu santai ini. Jangan diikuti ya, ini jalan ninjaku.

Sementara menurut Mas Aji di akhir perbincangan begini kurang lebih, sesuai pemahaman saya yang terbatas. Sesuai hobi beliau yang suka berlatih ilmu beladiri, mencapai resolusi itu perlu upaya serius santai saja kok. 

Cara menonjok yang paling efektif adalah dengan melakukannya secara rileks, tanpa mengencangkan semua otot. Begitu pula saat kita menerima tonjokan, jangan kencangkan otot, lemaskan saja, maka kita tidak akan roboh, karena tubuh menyalurkan semua energi lawan ke segala bagian.

Jadi mencapai resolusi itu tak perlu terlalu ngotot. JIka sudah direncanakan dengan bijak, maka akan lebih mudah dan santai bagi kita mencapainya. Wah, ini parafrase saya sendiri sih. Tapi itulah nasehat Mas Aji yang mengorbit di kepala saat itu. 😆 

So, buibu Sahabatku, ternyata kita bisa mencapai resolusi 2022 dengan lebih terarah ya sekarang. Dengan ilmu yang didapat dari Talkshow Semeleh New Hope New Episode kemarin, kita putuskan 2 sampai 3 goals, dan kerjakan sesuai waktu dan tempatnya. Daaaan akhirul kalam, happy new year and be semeleh.

Komentar

  1. baca poin 2 jadi ingat pesan saudaraku : bukan tentang jarak ajuh atau dekat tapi seberapa serius kamu menuntaskan niat.
    perbaharui niat. stabilo dulu ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maasyaa Alloh tabaarokalloh mantaaaap. Aku kutip yaaaa mbak

      Hapus
  2. Duh saya malah nggak bikin resolusi apa2 di tahun ini. Cuma pas tahun baru kemarin berjanji pd diri senduri utk lebih byk menulis, entah itu nanti hasilnya enak ataupun enggak dibaca.. hehe.. Masih bln Jan mgkn blm terlambat bagi saya utk memikirkan kembali resolusi sy thn ini. Terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat ya, tidak tertulis juga gpp, kan resolusinya sudah diniatkan.

      Hapus
  3. Tulisan ini menyemangati aku nih tanggal segini masih rebahan soalnya, berasa masih suasana liburan haha harus wake up nihh mulai berkarya lagi, resolusiku tahun ini apa ya, pengen bikin kelas Ruang Aksara lagi hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayooo bikin kelas lagi Mak Dew. Temenku mau ikutan. Aku juga dong.

      Hapus
  4. semangat nih mbaaa... semoga di 2022 kita bisa menerapkan cara-cara yang diajarkan Coach Aji yah.... saya juga mau ikut niru ah... setidaknya ada perubahan yang lebih baik dari tahun sebelumnya... thank you for sharing mbaaa

    BalasHapus
  5. Betul, setuju banget: "Jangan membebani diri sendiri dengan memaksa melakukan terlalu banyak hal dalam sekali waktu." Dan point yang kusuka lagi: "Jangan menunda!"

    BalasHapus
  6. setuju banget sama tulisan ini, akupun dulu seperti itu banyak yang dijalankan dan karena terlalu banyak angan mau melakukan ini dan itu akhirnya malah otak lelah dalam perencanaan saja dan tidak ada yang dijalankan, dan akhirnya melepaskan dan memilih sebagian saja, semoga kita sukses bersama di 2022

    BalasHapus
  7. Pernah denger dari channel YouTube, 80% orang gagal menjalankan resolusinya setelah 6 minggu. Ya mungkin gara-gara belum memahami 3 poin yang dituliskan sama Mbak Aryanty, termasuk aku, hehe. Terimakasih mbak sharing ilmunya.

    BalasHapus
  8. Betul-betul suka banget sama artikelnya... Jangan sampai resolusi hanya menjadi wacana haha.. tahun ini aku lebih chill dalam membuat resolusi, yang pasti jangan sampai aku sendiri malah ngerasa overwhelm dan akhirnya menjadi bumerang ke diri aku sendiri, trus malah depresi kenapa kok resolusinya ngga tercapai-capai hahaha sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit :D

    BalasHapus
  9. Sepakat sama artikel ini. Aku baru tau juga beberapa hari terakhir kalau ternyata multitalenta itu nggak bagus buat otak, bikin kita nggak fokus juga. Kadang ibu2 ngajarin anaknya buat makan di meja makan tanpa lihat tv, tapi ironisnya ibu2 kalau nyetrika kadang sambil lihat gadget dan nggoreng tempe 😁. Apapun resolusi kita di 2022, semoga kita bisa mewujudkannya ya mbak 🤗

    BalasHapus
  10. Setuju banget sih kita emang cuma bisa multitasking mentok-mentok 3 goals aja. Soalnya pernah nyoba alhasil stres sendiri, walaupun akhirnya selesai semua. Tapi ada suatu masa di mana salah satu goals kubuat lebih slow, dan satunya lebih fokus. Semuanya tetap jalan tapi dengan irama yang berbeda, nggak bisa bener-bener barengan dengan irama sama.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersyukur di 2021

Jerawatan? Jangan konsumsi ini!

Hikmah Letusan Gunung Semeru 2021